Analisis Semiotika Dalam Lukisan Monalisa
Laudiq Alhiro (711)
Alim Vikri (701)
ABSTRAK
Tentang lukisan monalisa. rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 sub fokus Representament, object, dan juru bahasa. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dan dengan analisis semiotika. Informan adalah dipilih dengan teknik purposive sampling, informan penelitian ini adalah pelukis lukisan abstrak Ibu dan Anak. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, buku, dokumentasi, dan pencarian online. Untuk menguji validitas data yang digunakan triangulasi data, waktu, diskusi dengan rekan kerja dan membercheck. Analisa menggunakan reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.
PENDAHULUAN
Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang
objek penggambarannya bisa dilakukan
pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih
media datar seperti kanvas dikarenakan lebih mudah dalam mengalokasikan gambar
di media tersebut. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan
karyanya. Pelukis itu dapat menumpahkan
segala perasaan dan penglihatannya pada sebuah media yang dapat menghasilkan
sesuatu yang luar biasa dan dapat menjadi sesuatu yang fenomenal seperti lukisan
karya Da Vinci yaitu lukisan Monalisa.
Lukisan Monalisa menjadi salah satu lukisan di dunia
yangterkenal dan memiliki nilai seni tinggi. Tentu ada banyak lukisan-lukisan
lain yang juga memiliki nilai seni tinggi, salah satunya lukisan Melencolia karya
Albercht Durer yang berasal dari Jerman, lukisan ini memiliki misteri dibalik
gambar yang dimunculkan oleh si pelukisnya. Semakin cepat pertumbuhan manusia
semakin cepat pula keragaman karya tulis dan seninya. Seni rupa modern kini
menjadi yang banyak diambil oleh para seniman. Seni rupa modern adalah suatu
karya seni rupa yang merupakan hasil karya kreativitas untuk menciptakan karya
yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan dan menciptakan
sesuatu yang baru tersebut merupakan keunikan dari seni rupa modern.
Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa modern karena memiliki keunikan tersendiri berupa gambar luapan perasaan dan tersimpan makna yang hanya pelukis itu sendiri yang mengerti. Akan tetapi, tidak semua pelukis mengerti apa yang pelukis itu abstraksikan, misalnya almarhum pelukis Barli Sasmitawinata. Beliau membuat sebuah lukisan abstrak dengan penempatan-penempatan objek abstrak yang membuat beliau tidak mengerti apa yang beliau lukis di lukisan abstrak tersebut. Louis Fichner dalam bukunya Understanding Art (1995) menyatakan, seni abstrak merupakan penyederhanaan atau pendistorsian bentuk-bentuk, sehingga hanya berupa esensinya saja dari bentuk alam atau objek yang diabstraksikan. Abstraksi, mengubah secara signifikan objek-objek sehingga menjadi esensinya saja.
METODE PENELITIAN
metode analisis dalam penulisan jurnal ini menggunakan
metode analisis Kualitatif deskriptif yang menggunakan data data kualitatif
(metode yang cenderung menggunakan analisis terhadap suatu objek) Dan dari
semua data tersebut akan di simpulkan bahwa terdapat tanda tanda semiotika dari
objek yang di analisis yaitu lukisan monalisa, Di antara teknologi mutakhir
lainnya yang digunakan untuk meneliti lukisan Mona Lisa, para ilmuwan juga
menggunakan kamera laser yang baru dikembangkan untuk membuat model lukisan
tiga dimensi yang sangat detail. Pemindai 3 dimensi yang digunakan untuk
meneliti lukisan Mona Lisa juga merupakan variasi peralatan yang digunakan oleh
astronot Amerika untuk memeriksa kerusakan pesawat ulang alik sebelum kembali
ke Bumi.
Alhasil, gambar-gambar yang dihasilkan, selama dua sesi pemindaian pada tahun 2004 saat Louvre ditutup pada malam hari, sangat detail. John M. Taylor, seorang imaging scientist dan konservator di National Research Council of Canada juga mengatakan bahwa hasil scan menunjukkan bahwa lukisan Mona Lisa telah dibuat dengan menggunakan banyak lapisan cat yang sangat tipis.
ANALISIS
Lukisan Monalisa merupakan lukisan minyak diatas kayu
polar. Lukisan ini memilikilebar 53 cm dan panjangnya 77 cm yang tergantung di
balik cermin yanng terlindungi.Sebelum dipindah ke suatu galery khusus pada
April 2005. Lukisan ini menggambarkanseorang wanita berambut keriting
kecoklatan yang mengenakan gaun panjang berwarnacoklat dilengkapi dengan renda,
baju yang dikenakan oleh obyek lukisan tersebut dilapisidengan kain
lutsinar.Dlam lukisan monalisa ini, ia tidak terlihat memiliki alis dan bulu
mata.
Dan jari kirinya belum sepenuhnya selesai. Dan juga
memiliki noda hitam di sudut mata danujung dagunya.Wanita yang bertubuh gemuk
tersebut dilukis di depan sebuah background yangmenggambarkan pemandangan danau
dan pegunungan. Lengkungan jembatan yang ada di belakang Monalisa tertulis
angkan 72 namun bisa saja itu huruf "L" dan angka
"2".Selain itu lukisan setengah badan ini menggambarkan wanita yang
tatapannya menuju pengunjung dengan ekspresi yang seringa dideskripsikan
sebagai enigmatik dan misterius.Menurut pengamatan cara matanya memandang membuat
senyuman Monalisa hanyatampak unik ketika seseorang memandang bagian lain dari
lukisan tersebut. Dari segi'pengenal emosi' itu memberikan kesimpulan bahwa
wanita dalam lukisan Leonardo Da Vincitengah berada dalam beberapa kondisi
emosional, delapan puluh persen dikatakan gembira,sembilan persen muak, enam
persen takut, dan dua persen marah.
KESIMPULAN
Lukisan Mona lisa merupakan karya dari seniman
terkenal Leonardo da Vinci pada abad 16. Mona lisa menjadi fenomena karena
banyak orang yang terpesona saat memandang lukisan ini. Hal ini dikarenakan
segala sesuatu mengenai siapakah model perempuan muda dalam lukisan ini
merupakan suatu misteri, tahun pembuatannya, hingga mengenai senyumannya yang
fantastis.
Sesungguhnya Leonardo da Vinci telah menyelesaikan
lukisan ini empat tahun kemudian, namun anehnya Leonardo da Vinci tidak
menyerahkan lukisan Mona lisa kepada pemesan dengan alasan yang misterius,
Leonardo da Vinci pun membawa lukisan ini saat hijrah ke Perancis pada tahun
1516. Disana lukisan Mona lisa malah dijual ke pada Raja Perancis yang juga
merupakan teman terdekatnya King Francois pertama. Selama beberapa abad Lukisan
ini menjadi koleksi raja-raja Perancis bahkan pernah pula digantung di ruangan
kamar Napoleon Bonaparte. Tetapi saat kekuasaan Napoleon Bonaparte berakhir,
lukisan Mona lisa disimpan di museum Louvre di Paris
20 JURNAL
1. Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure sebagai
Representasi Nilai Kemanusiaan Dalam Film The Call
Objek : Film The Call
.Pendekatan : Menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika
Analisis : Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure dapat dilihat dari penanda yaitu wujud fisik
dari film the call dan petanda dilihat dari makna dari film the call.
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis semiotika Saussure terdapat kesimpulan pesan dan makna
yang disampaikan pada Film The Call yaitu kepedulian terhadap manusia, rela
berkorban demi keselamatan masyarakat, saling tolong menolong di tengah
kesulitan, dan menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
2. Judul : Semiotika Dalam
Novel Orang-Orang Biasa Karya Andrea Hirata Dan Relevansinya Pada Pembelajaran
Sastra Di SMA
Objek : Novel
Pendekatan :
Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Analisis : Novel ini
jika dikaitkan dengan teori Semiotika Ferdinand De Saussure dapat dilihat dari
penanda yaitu wujud fisik aspek material dari Bahasa yang ditulis atau dibaca
dan untuk petanda dilihat dari gambaran mental, pemikiran, atau konsep dari isi
novel Orang-Orang Biasa Karya.
Kesimpulan : Didalam
tanda-tanda yang telah ditemukan tersebut terdapat penanda dan petanda. Penanda
adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Petanda merupakan
konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek penanda novel Orang-Orang Biasa
karya Andrea Hirata.
3. Judul : Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja
Objek : Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja
Pendekatan : Penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan
menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure.
Analisis : Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure dapat dilihat dari penanda yaitu Desain Kemasan
Bakpia Kukus Tugu Jogja dan petanda makna dari Desain Kemasan tersebut.
Kesimpulan : Kesimpulan
pesan atau makna yang disampaikan dalam Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja
ini mengenai ingin merepresentasikan identitas dari produk tersebut dengan
menawarkan inovasi berupa sajian produk bakpia yang modern dan mewah namun
tidak melupakan nilai-nilai luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan
kesetaraan
4. Judul : Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik
Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji
Objek : Lagu
Pendekatan : Menggunakan metode pendekatan kualitatif
Interpretatif
Analisis : Analisis
dengan menggunakan teori semiotika dari Saussure. Teori dari Saussure lebih
memperhatikan atau terfokus kepada cara tanda-tanda (dalam hal ini kata-kata)
berhubungan dengan objek penelitian.
Kesimpulan : Dari lagu
“Laskar Pelangi” bercerita tentang Motivasi dalam mimpi yang harus dikejar dan
jangan pernah menyerah saat menggapai mimpi.
5. Judul : Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure (Petanda Dan Penanda) Dalam Tradisi Angngaru
Pada Suku Makasar
Objek : Tradisi
Angngaru pada Suku Makasar
Pendekatan : penelitian
kualitatif
Analisis : Tradisi
Angngaru dapat dikatakan sebagai salah satu ritual tertua dalam lingkungan
Kerajaan Gowa. Angngaru ini memiliki banyak makna-makna di dalamnya, makna
petanda salah satunya adalah seseorang yang menjadikan dirinya sebagai tameng
dalam melindungi Raja yang siap bertarung demi keselamatan melalui tradisi yang
bertujuan memecahkan di dalam sebuah arena pertarungan.
Kesimpulan : Dapat
ditarik kesimpulan yakni makna-makna yang terkandung dalam angngaru yakni kita
harus bersikap loyal, amanah, patriot dan bertanggung jawab. Amanat itulah yang
tertanam dalam setiap kalimat angngaru.
6. Judul = ANALISIS
SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM “DUA GARIS BIRU”
Object = Film Dua Garis
Biru
Metode = Penelitian
Kualitatif
Analisis = Pada
beberapa scene pesan terkait pesan moral serta edukasi seksual yang tersirat
didalam film Dua Garis Biru dengan menggunakan analisis teori semiotika Roland
Barthenz dengan teknik denotasi dan konotasi.
Kesimpulan = Makna dari
pesan moral yang dapat diambil dari sebuah film Dua Garis Biru karya Gina
S.Noer adalah meskipun status keluarga dimata masyarakat bai-baik saja belum
tentu keluarga tersebut sedang dalam keadaan baik seperti yang di gambarkan
oleh keluarga Dara. Demikian keluarga Bima meskipun status sosial tersebut
tidak berarti anak-anaknya terjerumus kedalam suatu hal yang buruk. Pendekatan
orang tua dengan anak sangatlah berpengaruh dengan sikap serta sifat anak.
Komunikasi yang sangat jarang dengan anak, tidak adanya keterbukaan antara anak
dan orang tua mengenai seksual alah satunya sehingga dari situlah membuat
canggung untuk bercerita atau memberikan edukasi seksual. Padahal edukasi
seksual merupakan pelajaran yang sangat penting bagi anak usia remaja karena,
usia remaja merupakan usia yang harus diperhatikan betul-betul dimana di usia
ini mereka masih labil dan pikiran mereka belum benar-benar matang. Disinilah
pentingnya orang tua perbanyak berkomunikasi dengan anak ataupun hanya sekedar
berbincang mengenai reproduksi.
7. Judul : Analisis Semiotika Strukturalisme
Ferdinand De Saussure pada Series The Boys
Objek : Series The Boys
Pendekatan :
Menggunakan metode pendekatan kualitatif
Analisis :Series The
Boys merupakan series aksi yang mengisahkan konflik antara sekelompok pahlawan
super yang korup dan berbahaya dengan sekelompok orang biasa yang berusaha
menghentikan mereka.
Kesimpulan : Series The
Boys merupakan series aksi yang mengisahkan konflik antara sekelompok pahlawan
super yang korup dan berbahaya dengan sekelompok orang biasa yang berusaha
menghentikan mereka.
8. Judul : Analisis
Semiotika Strukturalisme Ferdinand De Saussure pada Film Imperfect
Objek : Film Imperfect
Pendekatan :
Menggunakan metode pendekatan kualitatif
Analisis : Film ini
mengandung banyak makna yang terkait dengan tema body shaming, cinta, karir,
dan humor. Film ini menggunakan teori semiotik Ferdinand de Saussure, yaitu
hubungan antara tanda (signifier) dan makna (signified) yang bersifat arbitrer
dan konvensional dalam konteks sosial.
Kesimpulan : Film Imperfect
merupakan film drama komedi yang mengisahkan perjuangan seorang wanita bernama
Rara yang memiliki masalah dengan berat badan dan citra tubuhnya, yang kemudian
bertemu dengan seorang pria bernama Dika yang menerima dirinya apa adanya.
9. Judul : Analisis
Semiotika menggunakan teori Ferdinand De Saussure pada Film ghost rider
Objek : Film Ghost
Rider
Pendekatan :
Menggunakan metode pendekatan kualitatif
Analisis : film Ghost
Rider dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda digunakan untuk
menyampaikan ide dan makna dalam film. Melalui karakter, kostum, properti, dan
setting, film ini membentuk identitas dan memberikan pesan tentang tema
penebusan diri, pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, dan pengorbanan.
Kesimpulan : film Ghost
Rider adalah karakter utama, Johnny Blaze/Ghost Rider. Dia digambarkan sebagai
seorang pembalap motor yang telah menjual jiwanya kepada iblis dan kemudian
menjadi setan yang membakar orang jahat dengan tenaga supernaturalnya. Karakter
ini adalah simbol dari konsep kepahlawanan dan penebusan diri, serta
pengorbanan dan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.
10. Judul: Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara
Objek: Nilai-nilai
da'wah pada film Nussa dan Rara
Pendekatan/Metode:
Kualitatif
Analisis: Penerapan
teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda)
dan Signified (Petanda). Pada scene-scene yang telah ditentukan inilah
diuraikan dan dijelaskan penanda (signifier) dan petanda (signified)
Kesimpulan: Pada film
animasi Nussa dan Rara,
terdapat tiga scene yang menggambarkan
adab dan akhlak, yaitu scene yang menjelaskan
tentang berkata baik dan sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan
scene berjuang serta berusaha.Tokoh yang ada dalam film tersebut ’yaitu Umma,
Nussa, Rara, dan Anta.
11. Judul : Pola Komunikasi
Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film Drama
Objek : Single Father
Terhadap Anak Perempuan Dalam Film FatherHood
Pendekatan/Metode :
Paradigma Konstruktivis
Analisis : Ditemukan
tanda pada film tersebut yaitu berupa tanda visual seperti adegan, simbol dan
dialog
Kesimpulan : Tanda yang
merujuk pada pola komunikasi
Authoritative yang dilakukan Matthew kepada Maddy, ditunjukkan sikap
Matthew yang terbuka, meluangkan waktu bermain bersama anak, dan responsive.
12. Judul: Analisis
Semiotika Ferdinand De Saussure Terhadap Film "The Hunger Games"
Objek: Film "The
Hunger Games"
Pendekatan/Metode:
Deskriptif Kualitatif
Analisis: Terdapat
beberapa tanda yang muncul dalam film "The Hunger Games", dan
memberikan makna kepada penonton. Salah satu tanda yang dapat dianalisis adalah
simbol lambang "The Mockingjay" yang merupakan simbol pemberontakan
dan harapan bagi para pemerintah daerah di Distrik 13. Simbol ini juga menjadi
representasi dari tokoh utama film, Katniss Everdeen, yang menjadi lambang
perlawanan terhadap Capitol. Tanda-tanda yang muncul dalam film "The
Hunger Games" memiliki makna dan pesan yang kuat bagi penonton. Melalui
tanda-tanda tersebut, film ini berhasil menyampaikan pesan tentang perlawanan
terhadap sistem yang tidak adil, kesetiaan pada keluarga dan teman, serta
pentingnya persahabatan dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan.
Kesimpulan: Tanda-tanda
yang ada dalam film "The Hunger Games" memiliki peran yang sangat
penting dalam membangun makna dan pesan kepada penonton. Tanda-tanda tersebut
berupa simbol, kostum, dan elemen lain yang muncul dalam film. Dengan
menggunakan teori semiotika, penelitian ini dapat membantu untuk lebih memahami
dan menginterpretasi tanda-tanda yang ada dalam film sehingga pesan yang ingin
disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh penonton.
13. Judul : Analisis Poster
Video Klip Lathi : Kajian Semiotik Ferdinand De Saussure
Objek : Poster Video
Klip Lathi
Pendekatan/Metode :
Kualitatif
Analisis : Gagasan
dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta,
dimana pihak tertentu merasa tersakiti.
Kesimpulan : Perasaan
cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang
akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak
punya perasaan.
14. Judul : NALISIS
SEMIOTIKA STRUKTURALISME FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM"BERPAYUNG RINDU”
Objek : Tanda yang muncul pada film berpayung
rindu
Pendekatan : metode
analisis semiotika system tanda Saussure yang berfokus pada tanda – tanda dan
makna
Analisis : Menampilan beberapa scane pada film
yang memiliki makna
Kesimpulan : Sutradara mampu membaca situasi
dan kondizi zaman.
15. Judul : Analisis
Semiotika Sajak “Tuan” Karya Sapardi Djoko Damono
Objek : Sajak “Tuan” karya Sapardi Djoko Damono
Pendekatan : Metode analisis semiotika kualitatif
Analisis : Pembahasan sajak ini akan memperhatikan
relasi (hubungan-hubungan) di antara tanda-tanda yang muncul sehingga dapat
menunjukkan tanda (sign) yang merepresentasikan sesuatu yang tidak hadir.
Kesimpulan : Sajak
“Tuan” memiliki representament yang memiliki relasi dengan objek baik berupa
icon, index, dan symbol. Dari relasi ini muncul interpretant yang akan menghasilkan
interpretasi dan tafsiran dalam memahami makna sajak “Tuan” secara menyeluruh.
16. Judul : Analisis
Semiotika Pada Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra Budi Setia
Pribadi, Dida Firmansyah
Objek : Bait puisi
Pendekatan : Metode semiotika
kualitatif
Analisis : Pada
pengkajian puisi melalui ranah semiotika menjadi lebih menarik karena kajian
ini membahas bagaimana cara mengkaji sebuah puisi dengan menikmati penandanya
Kesimpulan : Dari
penanda itulah puisi dibangun menjadi sebuah karya yang otentik dan memiliki
keindahan bahasa yang terkandung di dalamnya
17. Judul : Analisis
Semiotika Riffaterre Dalam Lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama Ni Kadek
Dwipayanti, Ayu Kris Utari Dewi Alit Mandala, Putu Tiara Karunia Dewi.
Objek : Lagu Sakura
Pendekatan : metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, studi pustaka,
kualitatif dan hermeneutika
Analisis : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
makna dalam lagu Sakura, Seperti pada umumnya sebuah lagu memiliki makna yang
terkandung di dalam lirik, yang ingin disampaikan kepada pendengar.
Kesimpulan : Melalui
proses pembacaan heuristik dan hermeneutik, diperoleh hasil bahwa makna yang
terkandung dalam lagu ini adalah perpisahan, impian dan keinginan untuk
berjumpa lagi.
18. Judul : Semiotika
Perubahan Sikap Tokoh Annelies dalam Film “Bumi Manusia” Karya Hanung
Bramantyo”
Objek : perubahan sikap pemeran utama dalam Film
“Bumi Manusia” karya Hanung Bramantyo
Pendekatan : Penelitian
dengan cara deskripsi kualitatif
Kesimpulan : Hasil
penelitian menunjukan: 1) Annelies yang semula mencintai tanah kelahirannya
Pribumi harus meninggalkan dan pergi ke tanah Belanda; 2) Annelies yang semula
mencintai suaminya Minke harus meninggalkan Minke untuk ke tanah Belanda, dan
3) Annelies yang semula mempunyai kedekatan dengan ibunya Nyai Ontosoroh harus
meninggalkannya dan pergi ke tanah Belanda.
19. Judul : ANALISIS
PERBANDINGAN GAYA SELINGKUNG JURNAL ILMIAH DIEKSIS DAN SEMIOTIKA
Objek : Perbedaan
penulisan jurnal dieksis dan semiotika yang telah dianalisis menurut struktur
dan gaya selingkungnya.
Pendekatan : Pendekatan
dalam penelitian menggunakan pendekatan preskriptif.
Analisis : Tujuan
penulisan adalah untuk mengetahui perbedaan penulisan jurnal dieksis dan
semiotika yang telah dianalisis menurut struktur dan gaya selingkungnya
Kesimpulan : Gaya selingkung setiap jurnal memiliki
standar aturan penulisan. Struktur penulisan jurnal berbeda-beda, misalnya
judul, abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan,
kesimpulan, ucapan terima kasih, dan referens
20. Judul : Analisis
semiotika makna cinta pada lirik lagu “tak sekedar cinta” karya dnanda Neng
Tika Harnia
Objek : lirik lagu “Tak
Sekedar Cinta”
Pendekatan : Metode
yang digunakan ialah kualitatif interpretatif.
Analisis : analisis
semiotika Roland Barthes ini mengkaji mengenai makna denotasi, konotasi, dan
mitos mengenai makna “Cinta” yang terdapat pada lirik lagu tersebut.
Kesimpulan : Hasil
kajian semiotika Roland Barthes pada lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” karya
Dnanda adalah sebagai berikut. Makna denotasi dari lirik lagu “Tak Sekedar
Cinta” adalah kekuatan cinta yang penulis lagu harapkan ia dapatkan dari
pasangannya. Kemudian makna konotasi yang terkandung dalam lirik lagu ini yaitu
keinginan penulis lagu terhadap pasangannya agar menjaga cintanya dengan
kesetiaan. Sedangkan mitos yang terdapat dalam lirik lagu ini yaitu penulis
lagu ingin mengatakan bahwa dalam setiap hubungan yang dibangun dengan cinta
pasti akan abadi walaupun kadang menyakitkan.
Comments
Post a Comment