Analisis Semiotika Dalam Lukisan Monalisa

Laudiq Alhiro (711)

Alim Vikri (701)


ABSTRAK


Tentang lukisan monalisa. rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 sub fokus Representament, object, dan juru bahasa. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dan dengan analisis semiotika.  Informan adalah dipilih dengan teknik purposive sampling, informan penelitian ini adalah pelukis lukisan abstrak Ibu dan Anak.  Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, buku, dokumentasi, dan pencarian online.  Untuk menguji validitas data yang digunakan triangulasi data, waktu, diskusi dengan rekan kerja dan membercheck.  Analisa menggunakan  reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.




PENDAHULUAN

Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek  penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih media datar seperti kanvas dikarenakan lebih mudah dalam mengalokasikan gambar di media tersebut. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.  Pelukis itu dapat menumpahkan segala perasaan dan penglihatannya pada sebuah media yang dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan dapat menjadi sesuatu yang fenomenal seperti lukisan karya Da Vinci yaitu lukisan Monalisa.

Lukisan Monalisa menjadi salah satu lukisan di dunia yangterkenal dan memiliki nilai seni tinggi. Tentu ada banyak lukisan-lukisan lain yang juga memiliki nilai seni tinggi, salah satunya lukisan Melencolia karya Albercht Durer yang berasal dari Jerman, lukisan ini memiliki misteri dibalik gambar yang dimunculkan oleh si pelukisnya. Semakin cepat pertumbuhan manusia semakin cepat pula keragaman karya tulis dan seninya. Seni rupa modern kini menjadi yang banyak diambil oleh para seniman. Seni rupa modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil karya kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan dan menciptakan sesuatu yang baru tersebut merupakan keunikan dari seni rupa modern.

Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa modern karena  memiliki keunikan tersendiri berupa gambar luapan perasaan dan tersimpan  makna yang hanya pelukis itu sendiri yang mengerti. Akan tetapi, tidak semua pelukis mengerti apa yang pelukis itu abstraksikan, misalnya almarhum pelukis Barli Sasmitawinata. Beliau membuat sebuah lukisan abstrak dengan penempatan-penempatan objek abstrak yang membuat beliau tidak mengerti apa yang beliau lukis di lukisan abstrak tersebut. Louis Fichner dalam bukunya Understanding Art (1995) menyatakan, seni abstrak merupakan penyederhanaan atau pendistorsian bentuk-bentuk, sehingga hanya berupa esensinya saja dari bentuk alam atau objek yang diabstraksikan. Abstraksi, mengubah secara signifikan objek-objek sehingga menjadi esensinya saja.


METODE PENELITIAN

metode analisis dalam penulisan jurnal ini menggunakan metode analisis Kualitatif deskriptif yang menggunakan data data kualitatif (metode yang cenderung menggunakan analisis terhadap suatu objek) Dan dari semua data tersebut akan di simpulkan bahwa terdapat tanda tanda semiotika dari objek yang di analisis yaitu lukisan monalisa, Di antara teknologi mutakhir lainnya yang digunakan untuk meneliti lukisan Mona Lisa, para ilmuwan juga menggunakan kamera laser yang baru dikembangkan untuk membuat model lukisan tiga dimensi yang sangat detail. Pemindai 3 dimensi yang digunakan untuk meneliti lukisan Mona Lisa juga merupakan variasi peralatan yang digunakan oleh astronot Amerika untuk memeriksa kerusakan pesawat ulang alik sebelum kembali ke Bumi.

 Alhasil, gambar-gambar yang dihasilkan, selama dua sesi pemindaian pada tahun 2004 saat Louvre ditutup pada malam hari, sangat detail. John M. Taylor, seorang imaging scientist dan konservator di National Research Council of Canada juga mengatakan bahwa hasil scan menunjukkan bahwa lukisan Mona Lisa telah dibuat dengan menggunakan banyak lapisan cat yang sangat tipis.


ANALISIS

Lukisan Monalisa merupakan lukisan minyak diatas kayu polar. Lukisan ini memilikilebar 53 cm dan panjangnya 77 cm yang tergantung di balik cermin yanng terlindungi.Sebelum dipindah ke suatu galery khusus pada April 2005. Lukisan ini menggambarkanseorang wanita berambut keriting kecoklatan yang mengenakan gaun panjang berwarnacoklat dilengkapi dengan renda, baju yang dikenakan oleh obyek lukisan tersebut dilapisidengan kain lutsinar.Dlam lukisan monalisa ini, ia tidak terlihat memiliki alis dan bulu mata.

Dan jari kirinya belum sepenuhnya selesai. Dan juga memiliki noda hitam di sudut mata danujung dagunya.Wanita yang bertubuh gemuk tersebut dilukis di depan sebuah background yangmenggambarkan pemandangan danau dan pegunungan. Lengkungan jembatan yang ada di belakang Monalisa tertulis angkan 72 namun bisa saja itu huruf "L" dan angka "2".Selain itu lukisan setengah badan ini menggambarkan wanita yang tatapannya menuju pengunjung dengan ekspresi yang seringa dideskripsikan sebagai enigmatik dan misterius.Menurut pengamatan cara matanya memandang membuat senyuman Monalisa hanyatampak unik ketika seseorang memandang bagian lain dari lukisan tersebut. Dari segi'pengenal emosi' itu memberikan kesimpulan bahwa wanita dalam lukisan Leonardo Da Vincitengah berada dalam beberapa kondisi emosional, delapan puluh persen dikatakan gembira,sembilan persen muak, enam persen takut, dan dua persen marah.

 

                                                                         KESIMPULAN

Lukisan Mona lisa merupakan karya dari seniman terkenal Leonardo da Vinci pada abad 16. Mona lisa menjadi fenomena karena banyak orang yang terpesona saat memandang lukisan ini. Hal ini dikarenakan segala sesuatu mengenai siapakah model perempuan muda dalam lukisan ini merupakan suatu misteri, tahun pembuatannya, hingga mengenai senyumannya yang fantastis.

Sesungguhnya Leonardo da Vinci telah menyelesaikan lukisan ini empat tahun kemudian, namun anehnya Leonardo da Vinci tidak menyerahkan lukisan Mona lisa kepada pemesan dengan alasan yang misterius, Leonardo da Vinci pun membawa lukisan ini saat hijrah ke Perancis pada tahun 1516. Disana lukisan Mona lisa malah dijual ke pada Raja Perancis yang juga merupakan teman terdekatnya King Francois pertama. Selama beberapa abad Lukisan ini menjadi koleksi raja-raja Perancis bahkan pernah pula digantung di ruangan kamar Napoleon Bonaparte. Tetapi saat kekuasaan Napoleon Bonaparte berakhir, lukisan Mona lisa disimpan di museum Louvre di Paris



20 JURNAL

 

1. Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan Dalam Film The Call

Objek : Film The Call

.Pendekatan : Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika

Analisis : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dapat dilihat dari penanda yaitu wujud fisik dari film the call dan petanda dilihat dari makna dari  film the call.

Kesimpulan : Berdasarkan analisis semiotika Saussure terdapat kesimpulan pesan dan makna yang disampaikan pada Film The Call yaitu kepedulian terhadap manusia, rela berkorban demi keselamatan masyarakat, saling tolong menolong di tengah kesulitan, dan menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.

2. Judul : Semiotika Dalam Novel Orang-Orang Biasa Karya Andrea Hirata Dan Relevansinya Pada Pembelajaran Sastra Di SMA

Objek : Novel

Pendekatan : Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Analisis : Novel ini jika dikaitkan dengan teori Semiotika Ferdinand De Saussure dapat dilihat dari penanda yaitu wujud fisik aspek material dari Bahasa yang ditulis atau dibaca dan untuk petanda dilihat dari gambaran mental, pemikiran, atau konsep dari isi novel Orang-Orang Biasa Karya.

Kesimpulan : Didalam tanda-tanda yang telah ditemukan tersebut terdapat penanda dan petanda. Penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Petanda merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek penanda novel Orang-Orang Biasa karya Andrea Hirata.

3. Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja

Objek :  Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja

Pendekatan :  Penelitian ini adalah  pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure.

Analisis : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dapat dilihat dari penanda yaitu Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja dan petanda makna dari Desain Kemasan tersebut.

Kesimpulan : Kesimpulan pesan atau makna yang disampaikan dalam Desain Kemasan Bakpia Kukus Tugu Jogja ini mengenai ingin merepresentasikan identitas dari produk tersebut dengan menawarkan inovasi berupa sajian produk bakpia yang modern dan mewah namun tidak melupakan nilai-nilai luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan kesetaraan

 

4. Judul :  Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji

Objek : Lagu

Pendekatan :   Menggunakan metode pendekatan kualitatif Interpretatif

Analisis : Analisis dengan menggunakan teori semiotika dari Saussure. Teori dari Saussure lebih memperhatikan atau terfokus kepada cara tanda-tanda (dalam hal ini kata-kata) berhubungan dengan objek penelitian.

Kesimpulan : Dari lagu “Laskar Pelangi” bercerita tentang Motivasi dalam mimpi yang harus dikejar dan jangan pernah menyerah saat menggapai mimpi.

5. Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure (Petanda Dan Penanda) Dalam Tradisi Angngaru Pada Suku Makasar

Objek : Tradisi Angngaru pada Suku Makasar

Pendekatan : penelitian kualitatif

Analisis : Tradisi Angngaru dapat dikatakan sebagai salah satu ritual tertua dalam lingkungan Kerajaan Gowa. Angngaru ini memiliki banyak makna-makna di dalamnya, makna petanda salah satunya adalah seseorang yang menjadikan dirinya sebagai tameng dalam melindungi Raja yang siap bertarung demi keselamatan melalui tradisi yang bertujuan memecahkan di dalam sebuah arena pertarungan.

Kesimpulan : Dapat ditarik kesimpulan yakni makna-makna yang terkandung dalam angngaru yakni kita harus bersikap loyal, amanah, patriot dan bertanggung jawab. Amanat itulah yang tertanam dalam setiap kalimat angngaru.

6. Judul = ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM “DUA GARIS BIRU”

Object = Film Dua Garis Biru

Metode = Penelitian Kualitatif

Analisis = Pada beberapa scene pesan terkait pesan moral serta edukasi seksual yang tersirat didalam film Dua Garis Biru dengan menggunakan analisis teori semiotika Roland Barthenz dengan teknik denotasi dan konotasi.

Kesimpulan = Makna dari pesan moral yang dapat diambil dari sebuah film Dua Garis Biru karya Gina S.Noer adalah meskipun status keluarga dimata masyarakat bai-baik saja belum tentu keluarga tersebut sedang dalam keadaan baik seperti yang di gambarkan oleh keluarga Dara. Demikian keluarga Bima meskipun status sosial tersebut tidak berarti anak-anaknya terjerumus kedalam suatu hal yang buruk. Pendekatan orang tua dengan anak sangatlah berpengaruh dengan sikap serta sifat anak. Komunikasi yang sangat jarang dengan anak, tidak adanya keterbukaan antara anak dan orang tua mengenai seksual alah satunya sehingga dari situlah membuat canggung untuk bercerita atau memberikan edukasi seksual. Padahal edukasi seksual merupakan pelajaran yang sangat penting bagi anak usia remaja karena, usia remaja merupakan usia yang harus diperhatikan betul-betul dimana di usia ini mereka masih labil dan pikiran mereka belum benar-benar matang. Disinilah pentingnya orang tua perbanyak berkomunikasi dengan anak ataupun hanya sekedar berbincang mengenai reproduksi.

7.  Judul : Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand De Saussure pada Series The Boys

Objek : Series The Boys

Pendekatan : Menggunakan metode pendekatan kualitatif

Analisis :Series The Boys merupakan series aksi yang mengisahkan konflik antara sekelompok pahlawan super yang korup dan berbahaya dengan sekelompok orang biasa yang berusaha menghentikan mereka.

Kesimpulan : Series The Boys merupakan series aksi yang mengisahkan konflik antara sekelompok pahlawan super yang korup dan berbahaya dengan sekelompok orang biasa yang berusaha menghentikan mereka.

8. Judul : Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand De Saussure pada Film Imperfect

Objek : Film Imperfect

Pendekatan : Menggunakan metode pendekatan kualitatif

Analisis : Film ini mengandung banyak makna yang terkait dengan tema body shaming, cinta, karir, dan humor. Film ini menggunakan teori semiotik Ferdinand de Saussure, yaitu hubungan antara tanda (signifier) dan makna (signified) yang bersifat arbitrer dan konvensional dalam konteks sosial.

Kesimpulan : Film Imperfect merupakan film drama komedi yang mengisahkan perjuangan seorang wanita bernama Rara yang memiliki masalah dengan berat badan dan citra tubuhnya, yang kemudian bertemu dengan seorang pria bernama Dika yang menerima dirinya apa adanya.

9. Judul : Analisis Semiotika menggunakan teori Ferdinand De Saussure pada Film ghost rider

Objek : Film Ghost Rider

Pendekatan : Menggunakan metode pendekatan kualitatif

Analisis : film Ghost Rider dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda digunakan untuk menyampaikan ide dan makna dalam film. Melalui karakter, kostum, properti, dan setting, film ini membentuk identitas dan memberikan pesan tentang tema penebusan diri, pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, dan pengorbanan.

Kesimpulan : film Ghost Rider adalah karakter utama, Johnny Blaze/Ghost Rider. Dia digambarkan sebagai seorang pembalap motor yang telah menjual jiwanya kepada iblis dan kemudian menjadi setan yang membakar orang jahat dengan tenaga supernaturalnya. Karakter ini adalah simbol dari konsep kepahlawanan dan penebusan diri, serta pengorbanan dan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.

 

 10. Judul: Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara

Objek: Nilai-nilai da'wah pada film Nussa dan Rara

Pendekatan/Metode: Kualitatif

Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda). Pada scene-scene yang telah ditentukan inilah diuraikan dan dijelaskan penanda (signifier) dan petanda (signified)

Kesimpulan: Pada film animasi  Nussa  dan Rara,  terdapat tiga scene yang menggambarkan  adab  dan  akhlak, yaitu scene yang  menjelaskan  tentang berkata baik dan sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan scene berjuang serta berusaha.Tokoh yang ada dalam film tersebut ’yaitu Umma, Nussa, Rara, dan Anta.

11. Judul : Pola Komunikasi Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film Drama

Objek : Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film FatherHood

Pendekatan/Metode : Paradigma Konstruktivis

Analisis : Ditemukan tanda pada film tersebut yaitu berupa tanda visual seperti adegan, simbol dan dialog

Kesimpulan : Tanda yang merujuk pada pola komunikasi  Authoritative yang dilakukan Matthew kepada Maddy, ditunjukkan sikap Matthew yang terbuka, meluangkan waktu bermain bersama anak, dan responsive.

12. Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Terhadap Film "The Hunger Games"

Objek: Film "The Hunger Games"

Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif

Analisis: Terdapat beberapa tanda yang muncul dalam film "The Hunger Games", dan memberikan makna kepada penonton. Salah satu tanda yang dapat dianalisis adalah simbol lambang "The Mockingjay" yang merupakan simbol pemberontakan dan harapan bagi para pemerintah daerah di Distrik 13. Simbol ini juga menjadi representasi dari tokoh utama film, Katniss Everdeen, yang menjadi lambang perlawanan terhadap Capitol. Tanda-tanda yang muncul dalam film "The Hunger Games" memiliki makna dan pesan yang kuat bagi penonton. Melalui tanda-tanda tersebut, film ini berhasil menyampaikan pesan tentang perlawanan terhadap sistem yang tidak adil, kesetiaan pada keluarga dan teman, serta pentingnya persahabatan dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan.

Kesimpulan: Tanda-tanda yang ada dalam film "The Hunger Games" memiliki peran yang sangat penting dalam membangun makna dan pesan kepada penonton. Tanda-tanda tersebut berupa simbol, kostum, dan elemen lain yang muncul dalam film. Dengan menggunakan teori semiotika, penelitian ini dapat membantu untuk lebih memahami dan menginterpretasi tanda-tanda yang ada dalam film sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh penonton.

 

13. Judul : Analisis Poster Video Klip Lathi : Kajian Semiotik Ferdinand De Saussure

Objek : Poster Video Klip Lathi

Pendekatan/Metode : Kualitatif

Analisis : Gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti.

Kesimpulan : Perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan.

14. Judul : NALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM"BERPAYUNG RINDU”

 Objek : Tanda yang muncul pada film berpayung rindu

Pendekatan : metode analisis semiotika system tanda Saussure yang berfokus pada tanda – tanda dan makna

 Analisis : Menampilan beberapa scane pada film yang memiliki makna

 Kesimpulan : Sutradara mampu membaca situasi dan kondizi zaman.

15. Judul : Analisis Semiotika Sajak “Tuan” Karya Sapardi Djoko Damono

Objek :  Sajak “Tuan” karya Sapardi Djoko Damono

Pendekatan :  Metode analisis semiotika kualitatif

Analisis :  Pembahasan sajak ini akan memperhatikan relasi (hubungan-hubungan) di antara tanda-tanda yang muncul sehingga dapat menunjukkan tanda (sign) yang merepresentasikan sesuatu yang tidak hadir.

Kesimpulan : Sajak “Tuan” memiliki representament yang memiliki relasi dengan objek baik berupa icon, index, dan symbol. Dari relasi ini muncul interpretant yang akan menghasilkan interpretasi dan tafsiran dalam memahami makna sajak “Tuan” secara menyeluruh.

16. Judul : Analisis Semiotika Pada Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra Budi Setia Pribadi, Dida Firmansyah

Objek : Bait puisi

Pendekatan : Metode semiotika kualitatif

Analisis : Pada pengkajian puisi melalui ranah semiotika menjadi lebih menarik karena kajian ini membahas bagaimana cara mengkaji sebuah puisi dengan menikmati penandanya

Kesimpulan : Dari penanda itulah puisi dibangun menjadi sebuah karya yang otentik dan memiliki keindahan bahasa yang terkandung di dalamnya

 

 

17. Judul : Analisis Semiotika Riffaterre Dalam Lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama Ni Kadek Dwipayanti, Ayu Kris Utari Dewi Alit Mandala, Putu Tiara Karunia Dewi.

Objek : Lagu Sakura

Pendekatan : metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, studi pustaka, kualitatif dan hermeneutika

Analisis :  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dalam lagu Sakura, Seperti pada umumnya sebuah lagu memiliki makna yang terkandung di dalam lirik, yang ingin disampaikan kepada pendengar.

Kesimpulan : Melalui proses pembacaan heuristik dan hermeneutik, diperoleh hasil bahwa makna yang terkandung dalam lagu ini adalah perpisahan, impian dan keinginan untuk berjumpa lagi.

18. Judul : Semiotika Perubahan Sikap Tokoh Annelies dalam Film “Bumi Manusia” Karya Hanung Bramantyo”

Objek :  perubahan sikap pemeran utama dalam Film “Bumi Manusia” karya Hanung Bramantyo

Pendekatan : Penelitian dengan cara deskripsi kualitatif

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukan: 1) Annelies yang semula mencintai tanah kelahirannya Pribumi harus meninggalkan dan pergi ke tanah Belanda; 2) Annelies yang semula mencintai suaminya Minke harus meninggalkan Minke untuk ke tanah Belanda, dan 3) Annelies yang semula mempunyai kedekatan dengan ibunya Nyai Ontosoroh harus meninggalkannya dan pergi ke tanah Belanda.

19. Judul : ANALISIS PERBANDINGAN GAYA SELINGKUNG JURNAL ILMIAH DIEKSIS DAN SEMIOTIKA

Objek : Perbedaan penulisan jurnal dieksis dan semiotika yang telah dianalisis menurut struktur dan gaya selingkungnya.

Pendekatan : Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan preskriptif.

Analisis : Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui perbedaan penulisan jurnal dieksis dan semiotika yang telah dianalisis menurut struktur dan gaya selingkungnya

Kesimpulan :  Gaya selingkung setiap jurnal memiliki standar aturan penulisan. Struktur penulisan jurnal berbeda-beda, misalnya judul, abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan referens

20. Judul : Analisis semiotika makna cinta pada lirik lagu “tak sekedar cinta” karya dnanda Neng Tika Harnia

Objek : lirik lagu “Tak Sekedar Cinta”

Pendekatan : Metode yang digunakan ialah kualitatif interpretatif.

Analisis : analisis semiotika Roland Barthes ini mengkaji mengenai makna denotasi, konotasi, dan mitos mengenai makna “Cinta” yang terdapat pada lirik lagu tersebut.

Kesimpulan : Hasil kajian semiotika Roland Barthes pada lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” karya Dnanda adalah sebagai berikut. Makna denotasi dari lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” adalah kekuatan cinta yang penulis lagu harapkan ia dapatkan dari pasangannya. Kemudian makna konotasi yang terkandung dalam lirik lagu ini yaitu keinginan penulis lagu terhadap pasangannya agar menjaga cintanya dengan kesetiaan. Sedangkan mitos yang terdapat dalam lirik lagu ini yaitu penulis lagu ingin mengatakan bahwa dalam setiap hubungan yang dibangun dengan cinta pasti akan abadi walaupun kadang menyakitkan.

 


                                                                   

 


Comments

Popular Posts